Destination Branding : Model Pengembangan Intako Tanggulangin Sebagai Wisata Belanja Terintegrasi

Produk Intako Bakal Tembus Pasar Italia
http://m.beritametro.news
Pariwisata telah disepakati menjadi salah satu sektor andalan dalam pembangunan nasional Indonesia. Saat ini dan pada masa - masa mendatang,pariwisata diharapkan dapat memberikan kontribusi utama peningkatan devisa negara sebagai upaya  mendukung pelaksanaan konstitusi untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Riset yang dilakukan World Travel & Tourism Council 2018, sektor pariwisata tumbuh menjadi sektor andalan negara-negara global dalam menopang pertumbuhan ekonominya. Dalam riset tersebut, Kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di atas 10%. Bahkan jika lebih spesifik lagi, 1 dari 10 orang akan mendapatkan pekerjaan baru dari berkembangnya sektor ini.  


Indonesia memang kaya akan semua hal. Mulai dari keanekaragaman hayati, ribuan pulau dengan wisata yang indah, serta berbagai kuliner khas yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan potensi yang ada, Kementerian Pariwisata dan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia menginisiasi meningkatkan destinasi belanja di Indonesia. Baginya, menjadikan Indonesia sebagai surga belanja akan berdampak positif pada perekonomian Indonesia. 

Pertama, Mendorong Perkembangan Sektor Pariwisata. Sebuah negara yang mendapatkan predikat surga belanja, berpotensi memiliki sumber alternatif penggerak roda perekonomian. Pasalnya adanya predikat tersebut, sektor pariwisata menerima keuntungan paling besar karena potensi masuknya wisatawan asing. Selain devisa wisata yang didapatkan, potensi berkurangnya pengangguran hingga pertumbuhan PDB menjadi poin tambahan lain yang bisa diraih.  

Kedua, Menarik investasi asing. Sebuah negara dengan predikat surga belanja akan memiliki daya tarik tersendiri di mata investor asing. Ketika suatu negara mampu meraih predikat tersebut, maka investor dapat membaca ini sebagai suatu peluang investasi.  Aktivitas konsumsi seseorang menjadi peluang pundi-pundi keuntungan yang bisa diraih. Ketika suatu negara telah mendapat predikat surga belanja, artinya tingkat konsumsi di kawasan tersebut cukup tinggi. Peluang inilah yang dibaca investor sebagai kesempatan yang tidak boleh dilewatkan. Tentu hal ini akan mendorong investor asing untuk berinvestasi baik di sektor riil maupun menyediakan platform belanja online.Lantas apa yang mendorong dan yang dapat menarik wisatawan untuk berbelanja? Faktor emosional, gaya hidup (prestige), pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi faktor tersebut selain tentunya faktor produk barang dan jasa (merchandise dan service), destinasi dan citra, serta harga dan nilai.  Mengutip rilis yang dikeluarkan UNWTO UN World Tourism Organization, pada pembukaan Konferensi Kedua Wisata Belanja yang diselenggarakan oleh UNWTO dalam Pameran Pariwisata Spanyol (FITUR) 2016 silam, wisata belanja digambarkan sebagai “Salah satu alat paling sering digunakan mempromosikan destinasi. pariwisata belanja adalah komponen yang sangat relevan bagi wisatawan ketika memilih dan mempersiapkan perjalanannya. 

Faktanya, menjadikan Indonesia surga belanja tentu bukan perkara mudah. Faktor keamanan dinilai masih menjadi kendala utamanya turis mancanegara masih merasa belum nyaman dalam berbelanja di Indonesia. Belum lagi persoalan kualitas barang, serta belum adanya  sentra belanja yang pasti di satu daerah.   


Destination Branding ? 

Lebih dari dari satu dasawarsa yang lalu, perekonomian Sidoarjo lumpuh pasca erupsi lumpur Lapindo. Tercatat sekitar 31.000 usaha mikro, kecil, dan menengah di Sidoarjo mati seketika. Data Badan Pusat Statistik Jatim menyebutkan, di sektor formal, jumlah tenaga kerja turun 166.000 orang akibat kolapsnya beberapa perusahaan akibat terkena dampak luapan lumpur, tak terkecuali Sentra industri tas dan koper (INTAKO) yang hanya berjarak beberapa kilometer saja dari pusat semburan. Kawasan INTAKO sendiri merupakan daerah penghasil kerajian tangan terbesar di Jawa Timur, dan menjadi pusat surga belanja kerajinan kulit dan imitasi bagi para pecinta produk kerajinan, karena kualitasnya yang bagus dengan harga relatif murah.

Lesunya bisnis penjualan kerajinan di INTAKO akibat menurunnya omset penjualan pasca bencana luapan lumpur Lapindo tentunya menjadi tantangan berat bagi para pengrajin. Tak sedikit diantara mereka gulung tikar akibat terlalu banyak merugi. Namun sebagian dari mereka ada pula yang memilih tetap mempertahankan eksistensi produk INTAKO.  

Yang membanggakan. dalam anugerah Anugerah Pesona Indonesia 2017 yang diinisiasi oleh ayojalanjalan.com. Sentra kerajinan kulit tanggulangin berhasil meraih nominasi sebagai tempat wisata belanja favorit. Ini menandakan masih tingginya minat wisatawan terhadap untuk berkunjung ke sentra pembuatan kulit tanggulangin. Dan tentunya menjadi motivasi bagi para pelaku industri pariwisata untuk terus meningkatkan kualitas kepariwisataan khususnya di wilayah tanggulangin dan sekitarnya.
https://chirpstory.com/li/375883
Kini seiring waktu, sentra INTAKO mulai berupaya menapaki kejayaannya kembali.  Gaung “Sidoarjo Bangkit Membangun Masa Depan” yang dicanangkan Bupati Sidoarjo pada peringatan Hari Ulang Tahun Kabupaten Sidoarjo ke 148, menjadi angin segar terhadap perekonomian Sidoarjo yang sempat mati suri pasca erupsi lumpur. Salah satunya adalah menjadikan Kabupaten Sidoarjo sebagai tujuan wisata belanja dan pengembangan pasar dengan menjadikan INTAKO Tanggulangin sebagai Destination Branding Kabupaten Sidoarjo      

Dalam dunia pemasaran modern, branding punya peran yang sangat penting. Dengan branding sebuah produk atau jasa memiliki keunikan sendiri, membangun citra positif, dan meningkatkan keunggulan kompetitif, sehingga dalam pembuatan destination brand harus menunjukkan konsistensi dan kejelasan.  Setidaknya ada enam elemen penting pembentuk destination branding atau prasyarat terciptanya destinasi yang baik dari pariwisata antara lain people, governance, export, investment/immigration, culture & heritage. 

Sentra Industri dan Koper INTAKO memang sudah memiliki positioning dan dikenal sebagai kawasan wisata belanja, namun sayangnya sentra kerajinan kulit yang telah ada sejak 1939 ini belum memiliki branding secara visual yang kuat dan belum memiliki standar yang jelas. Perancangan destination branding tentunya bertujuan untuk menentukan media komunikasi visual yang efektif serta komunikatif tentang Industri Tas dan Koper INTAKO sehingga memiliki brand awareness sebagai destination branding tempat tujuan wisata belanja unggulan setelah sekian lama terpuruk akibat dari lumpur lapindo. 

Destination branding diyakini memiliki kekuatan untuk merubah presepsi dan merubah cara pandang wisatawan terhadap suatu tempat atau tujuan termasuk melihat perbedaan sebuah tempat dengan tempat lainnya untuk kemudian dipilih sebagai tujuan wisata.  Kesadaran akan brand pariwisata haruslah dibangun menggunakan media yang tepat. Oleh karena itu pemanfaatan teknologi internet beserta fitur-fitur nya harus dilakukan dengan optimal untuk setiap aktivitas pemasaran khususnya pembentukan kesadaran merek/ brand awareness.   

Agar brand menjadi mudah diingat dan dapat melekat di benak pasar, maka ada baiknya brand Tanggulangin tidaklah berubah-ubah dikarenakan melakukan re-branding tidaklah mudah dan memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga brand sebaiknya dibuat dengan seoptimal mungkin memanfaatkan sumber daya yang ada yang mampu menjawab tantangan pemasaran pariwisata saat ini dan yang akan datang, dan juga mampu mewakili potensi pariwisata lokal yang dimiliki dan siap di jual ke pasar internasional.   

Hal ini tentu saja sejalan dengan upaya pemerintah merevitalisasi Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kecamatan Tanggulangin. Sasaran dari program revitalisasi tersebut,antara lain untuk memacu produktivitas dan daya saing dari para perajin yang mayoritas memproduksi barang jadi kulit. Lebih jauh, langkah strategis ini diyakini akan mampu mengembalikan kejayaan Sentra IKM Tanggulangin pasca bencana lumpur yang melanda wilayah tersebut, sehingga membawa manfaat bagi kesejahteraan para perajin IKM di Tanggulangin dan semakin mengukuhkan predikat Sidoarjo sebagai Kota UKM.

Melalui strategi transformasi fisik, ekonomi dan kultural upaya revitalisasi dikemas semenarik mungkin dalam konsep modern tanpa meninggalkan unsur local. Upaya ini menjadikan sentra IKM Tanggulangin menjadi Kawasan Wisata Terpadu yang memiliki konsep 3 in 1, yaitu wisata belanja, wisata budaya dan kuliner, serta wisata edukasi industri.
https://rebrandingtanggulangin.co.id/

Tak cukup sampai disitu. Kabar baiknya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) kini secara konsisten memfasilitasi para pelaku usaha yang berorientasi ekspor untuk mampu menciptakan brand identity yang kuat di tengah gempuran produk-produk negara lain di kancah perdagangan internasional. Sebab, brand merupakan inetitas produk yang tidak bisa ditawar. Tidak hanya mengandalkan kualitas dan desain yang bagus, merek yang kreatif dan inovatif akan memperoleh positioning yang bagus dan memperkuat product awareness di benak konsumen. Hingga saat ini (Kemendag) sudah merealisasikan program rebranding lebih dari 300 merek di beberapa provinsi di Indonesia. Dengan rebranding ini ‎harapannya banyak produk dalam negeri yang mampu menembus pasar ekspor. 

Dengan semakin baiknya infrastruktur jalan raya Porong dan jalan tol Surabaya – Gempol, kian mempermudah akses untuk menuju Industri Tas dan Koper INTAKO. Hal ini merupakan suatu poin positif karena industri tersebut semakin mudah untuk dijangkau serta lebih menunjang keberhasilan strategi destination branding. Keberhasilan destination branding ini pada akhirnya akan memberikan masukan devisa dari aspek pariwisata, meningkatkan jumlah lowongan pekerjaan, dan secara keseluruhan membawa dampak positif bagi peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar.

Referensi :    






 

 



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.