Menuju Surabaya Cerdas Bercitarasa Modern : Catatan HJKS ke-724

Parade Budaya dan Bunga di Surabaya, Risma Punya Pesan Khusus
warga asing turut mewarnai parade budaya HJKS ke- 724 (https://news.detik.com)

Surabaya terus berbenah. Tak hanya menawarkan peluang emas bagi industri tanah air, salah satu icon pendidikan di timur Jawa ini, kini menjelma bak gadis remaja yang sedang ranum-ranumnya. Anggun,menawan dan gemar bersolek. Penutupan lokalisasi terbesar se Asia menjadi catatan manis, heroiknya perjuangan para elite pemerintah untuk merubah citra metropolitan yang nyaman bagi siapapun. Keramahan itu semakin nyata dengan keberadaan Jembatan Suramdu dan hijaunya taman bungkul, menandakan kota berlatar sejarah ini siap menghadapi persaingan globalisasi namun tak meninggalkan budaya adi luhung warisan pendahulunya. 
 
Kedepan, berbagai langkah strategis pun telah dipersiapkan secara matang untuk menarik minat wisatawan. Mulai dari membangun infrastuktur dan  menciptakan ikon-ikon monumental baru dalam membangun potensi wisata seperti Jembatan Kenjeran yang hendak direalisasikan sebagai ikon wisata Surabaya Timur. Pengembangan wisata bahari itu juga akan diperkuat dengan pembangunan kereta gantung atau gondola yang akan menghubungkan jembatan Kenjeran ke Suramadu. 
 
Harus disadari, dalam beberapa dasawarsa terakhir, pariwisata telah menjadi sumber penggerak dinamika masyarakat, dan menjadi salah satu parameter dalam perubahan sosial – budaya. Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia, dan merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Tetapi pariwisata bukan hanya masalah ekonomi, melainkan juga masalah sosial. Pariwisata adalah suatu sistem yang multikomplek, dengan berbagai aspek yang terkait dan saling mempengaruhi antar sesama. Pariwisata akan berkembang seiring dengan perkembangan transportasi, telekomunikasi, Sumber Daya Manusia, lingkungan hidup, dan lain sebagainya. United Nation World Tourism Organization (UNWTO) meramalkan bahwa kedatangan wisatawan internasional diperkirakan mencapai 1,6 miliar orang pada tahun 2020. Dari jumlah tersebut 1,2 miliar wisatawan berasal dari antar wilayah (intraregional) sedangkan 378 juta orang merupakan wisatawan yang melakukan perjalanan jauh.

Bagi Surabaya yang minus sumberdaya alam, kebudayaan lebih-lebih dalam sinergi religi, ekologi dan pariwisata merupakan potensi dan modal yang andal. Kota ini telah berkembang dalam empat gelombang kebudayaan: kebudayaan rakyat, kebudayaan kolonial, kebudayaan nasional dan kebudayaan modern yang secara holistik merepresentasikan peradaban seperti tergambar dalam pelaksanaan HJKS ke-724.  

Keselarasan budaya  budaya berbalut modernitas dalam rangkaian pelaksanaan hari jadi kota Surabaya (HJKS ke-724 ) memberi makna Surabaya siapa menjadi rumah bagi segenap elemen anak bangsa tanpa mengesampingkan sentimen negatif yang akhir-akhir ini menjadi persoalan serius negeri ini. Selayaknya pesan perjuangan, kembali merdeka dari kejumudan sosial. Parade budaya dan fashion adalah jawaban etinitas berbagai elemen masyarakat yang datang dari penjuru tanah air seperti Sumatera, Bali, Maluku hingga Papua. Berbagai karya fenomenal dari tangan-tangan kreatif semakin melengkapi keseriusan pemerintah menggali potensi lokal, salah satunya yang cukup terkenal adalah batik mangrove yang sempat mendapatkan penghargaan dari presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 

Tak berhenti sampai disitu. Sebagai bagian penting dari pendidikan serta industri nusantara membawa konsekwensi kota besar yang berkembang menjadi mega-urban untuk selalu seiring dengan peta globalisasi. Perambahan wilayah hijau menjadi pusat perbelanjaan raksasa seringkali terjadi tarik ulur kepentingan. Satu sisi harus menghadapi tekanan dan keinginan kekuatan komersial, disisi lain Kebutuhan akan tekhnologi yang terus mengalami perkembangan, membutuhkan ruang agar masyarakat kian melek tekhnologi. Memiliki SDM memadai serta tak gagap tekhnologi tentu saja menjadi aset untuk keberlangsungan pembangunan sekarang dan di masa yang akan datang tanpa menaifkan arti penting dari nilai history yang akan senantiasa menjadi pengingat sepanjang zaman. 
 
Sebagai bagian penting dari perjalanan negeri ini, mencirikan sebuah budaya tak cukup hanya berbekal teori semata manakala generasi muda tak tertarik lagi untuk mewarisi peradaban yang telah diperjuangkan dengan segenap jiwa raga, terrmasuk melestarikan hidangan tempoe doeloe yang sarat dengan makna filosofi. Festival rujak cingur dan Pasar Malam Tjap Toenjoengan menjadi bagian sakral dari pelaksanaan HJKS ke-742. Dengan tetap mengusung semangat 45 tanpa meninggalkan citarasa kekinian turut pula dihadirkan ragam kuliner dari penjuru nusantara. 
 
Pesan lain yang ingin disampaikan dalam perayaan HJKS ini adalah kekuatan finansial daerah adalah kekuatan yang tak bisa ditawar-tawar. Tidak sekedar merumuskan kecerdasan bagi kehidupan masyarakatnya namun bagaimana kontribusi daerah dapat memberikan sumbangsihnya terkait peningkatkan kesejahteraan jasmani serta pemenuhan kesehatan baik spirit maupun mental. Untuk mencapai sasaran tersebut dibutuhkan kontuinitas pemerintah dan pelaku kesehatan agar semua elemen masyarakat bisa menikmati fasilitas kesehatan tanpa terbebani rupiah yang seringkali menjadi kendala khususnya bagi masyarakat kurang berada.
***

Merubah kota yang dulu identik dengan kekusutan tentu membutuhkan tekad dan kerja keras dari segenap elemen masyarakat Surabaya. Dimulai dari kesadaran dari para elite pemerintahnya bahwa globalisasi menuntut semuanya serba cepat dan juga serba modern ditengah percaturan industri nasional khususnya pariwisata yang semakin ketat. Keunggulan lainnya adalah keberagaman masyarakatnya. Masyarakat heterogen yang dimilki Surabaya tentu saja menjadi tantangan sekaligus peluang untuk mensinergikan kekuatan yang kian menunjukkan super powernya selama hampir satu dekade ini. 
 
Merujuk pada konsep kota cerdas atau smart city di dunia, salah satunya melalui pertemuan Puncak Kota Besar Cerdas Dunia di Istambul, Turki 27 November 2013. Dari point of origin Kota Istambul, konsep kota cerdas menyebar ke berbagai penjuru dunia: (1) smart people ; (2) smart governance ; (3) smart environment ; (4) smart economy ; (5) smart mobility ; dan (6) smart living. HJKS menjadi modal andalan dan opsi baru yang dapat dikembangkan sebagai langkah inovasi dalam optimalisasi program city tour. Keseluruhan elemen tersebut dalam sinergi keharmonisan budaya, tekhnologi dan keramahan manusia menjadi daya tarik pariwisata Surabaya yang berpotensi menghasilkan variasi, inovasi dengan nilai tambah yang tinggi secara ekonomi, sosial dan kultural.

Tulisan ini diikut sertakan dalam lomba Hari Jadi Kota Surabaya HJKS 724




Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.