Diawali Dengan Cinta, Akhiri Dengan Tempra

keceriaan anak-anak, kebahagiaan seorang ibu (dokpri)  
Satu kali ketika sedang asyik bermain, si adek tiba-tiba badannya summer ( suhu tubuh menghangat). Wajahnya juga terlihat pucat dan tak bergairah ketika kusuapin makan. Jelang sore, badannya semakin panas. Aku berusaha tidak panik,mungkin dia kelelahan, pikirku. Apalagi anak keduaku ini sedang aktif-aktifnya. Selama dia masih mau makan, demam pada anak-anak tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan, begitu pesan kawanku yang seorang bidan. Untuk meredakan demamnya, akupun hanya memberikan obat penurun panas yang memang selalu kusimpan di lemari.
Demamnya sempat mereda, membuatku sedikit tenang. Namun naluri seorang ibu, sepanjang malam, mataku tak bisa terpejam, takut demamnya kembali naik. Ditambah suami sedang dapat shift malam. Beruntung,  si adek bukan type anak rewel. Hanya beberapa kali dia sempat terbangun dan minta minum air putih. Esok paginya suhu tubuhnya kembali naik. Dia sudah tak mau menyentuh makanan dan susunya. Hanya mau minum segelas air putih. Coba, kuberikan obat penurun panasnya lagi. Bukannya mereda, beberapa jam kemudian, justeru muncul bercak kemerahan di telapak tangan dan kakinya. Disitu aku mulai resah.  Aku takut dia terkena demam DBD. Tanpa pikir panjang, segera kubawah dia ke klinik terdekat. Menurut dokter, anakku terserang flu singapur. Flu Singapur? Sesuatu yang belum pernah kudengar sebelumnya. Flu singapur atau infeksi HFMD -Hand, Foot, and Mouth Disease- disebabkan oleh virus sehingga menyebabkan radang akut ditenggorakan. Pantas dia seperti kesulitan menelan makanan, pikirku. Beruntung, ibu segera membawa puteranya kesini, sehingga infeksi ini tidak menyebar kemulutnya yang ditandai dengan bercak-bercak putih seperti sariawan, begitu kata dokter. Jika terlambat, terpaksa anak ibu harus rawat inap karena akan dilakukan tindakan medis lanjutan. Phuuf…leganya hatiku mendengar penjelasan dokter yang sangat sabar dan ramah itu.
Dari pengalaman tersebut, aku semakin belajar agar lebih waspada menjaga kesehatan anak-anak. Karena masih menurut dokter, virus sekarang semakin banyak jenisnya dan ada di mana-mana. Penularanpun bisa dari lingkungan sekitar, sehingga sangat penting menjaga daya tahan tubuh anak-anak agar tidak gampang terserang penyakit.
***
Tahukah ibu, demam merupakan gejala yang menyertai beberapa penyakit infeksi maupun penyakit radang non infeksi. Pada penyakit infeksi, demam dapat diakibatkan oleh infeksi virus yang bersifat self limited maupun infeksi bakteri, parasit, dan jamur. Demam dapat juga disebabkan oleh paparan panas yang berlebihan (overhating), dehidrasi atau kekurangan cairan, alergi maupun karena gangguan sistem imun. Demam dengan peningkatan suhu tubuh yang terlalu tinggi memerlukan kewaspadaan karena dapat berdampak buruk seperti meningkatnya risiko kejang demam terutama pada anak di bawah 5 tahun.

Meski penyebab kejang demam pastinya masih belum diketahui, sebagian pakar berpendapat bahwa proses biologis yang terkait dengan suhu tinggi mungkin berpengaruh dan menyebabkan seorang anak mengalami kejang. Kejang demam terjadi biasanya ketika suhu tubuh di atas 101.4°F atau 38°C. Suhu tinggi tersebut terjadi karena adanya infeksi bakteri atau virus yang merangsang pelepasan sitokin. Sitokin adalah protein yang mempengaruhi bagian-bagian dari sistem otak dan saraf yang berfungsi mengatur suhu tubuh. Pelepasan sitokin tersebut dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh.

Suatu demam bisa didahului dari infeksi virus yang berlanjut dengan infeksi bakteri. Jika infeksi virus tidak juga membaik setelah lebih dari satu minggu, atau infeksi akibat virus mulai membaik tapi kemudian memburuk lagi, agaknya perlu juga dicurigai infeksi bakteri. Baik infeksi bakteri maupun infeksi virus, keduanya sama-sama disebabkan oleh mikroba. Seperti namanya, infeksi bakteri adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, dan infeksi virus adalah infeksi yang disebabkan oleh virus. Terkadang, kedua infeksi ini mempunyai tanda-tanda yang sama pada orang yang terkena infeksi tersebut, seperti batuk-batuk, demam, hidung berair, diare, radang, muntah, dan lemas. Akan tetapi, bakteri dan virus adalah dua mikroba yang berbeda dan cara pengobatan untuk kedua jenis infeksi tersebut sama sekali berbeda.
Penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri sangat berbeda. Perbedaan mendasar itu penting untuk diketahui agar memperoleh penanganan dan pengobatan yang maksimal 
Terus  bagaimana dong membedakan penyakit akibat virus atau bakteri ?

Berikut penjelasan singkatnya ya, bu.  Virus merupakan parasit sejati dan memiliki ukuran 10 hingga 100 kali lebih kecil dari bakteri. Tubuhnya hanya terdiri dari seluruh protein dan isi yang terdiri DNA saja atau RNA saja. Sedangkan infeksi virus kerap didahului gejala sakit kepala, bintik-bintik kulit, kelelahan, lemas, pegal-pegal, dan pada akhirnya muncul demam. Demam bisa tinggi ataupun rendah, dan bisa berulang. Gejala lain tergantung lokasi di mana virus menginfeksi, misalnya saluran napas (batuk-batuk, pilek, sakit tenggorokan) atau saluran cerna (diare, muntah-muntah). Beberapa virus bisa menimbulkan gejala campuran, misalnya, batuk pilek, sakit mata, sekaligus diare. Gejala infeksi akibat virus umumnya bersifat akut, muncul tiba-tiba, bersifat ringan, dan berangsur-angsur membaik.

Sebaliknya, bakteri adalah mikroba yang termasuk keluarga Prokaryotes. Bakteri memiliki dinding sel yang tipis tapi keras, dan membran yang seperti karet melindungi cairan di dalam sel tersebut. Bakteri dapat berkembang biak sendiri, yaitu dengan cara pembelahan. Bakteri dapat hidup di berbagai keadaan lingkungan, termasuk lingkungan-lingkungan yang ekstrem, seperti lingkungan yang sangat panas atau sangat dingin, di lingkungan yang mengandung radioaktif, dan di dalam tubuh manusia. Kebanyakan bakteri justru bermanfaat, seperti membantu untuk mencerna makanan, melawan mikroba lain yang menyebabkan penyakit, melawan sel kanker, dan menyediakan nutrisi-nutrisi yang bermanfaat. Hanya kurang dari 1% dari jenis bakteri yang dapat menyebabkan penyakit.

Infeksi bakteri awalnya hanya menyerang suatu area tubuh tertentu seperti sinus-di hidung, paru-paru, telinga, atau saluran kemih, penyakit yang disebabkannya bisa berupa sinusitis, pneumonia, infeksi telinga, infeksi saluran kemih. Karenanya, gejala-gejala muncul pada area tersebut lebih dahulu, dan kemudian baru seluruh tubuh. Demam muncul perlahan-lahan, dari demam ringan kemudian makin lama makin tinggi suhunya. Jika dibiarkan, kondisi ini pun dapat menyebabkan bacteremia (bakteri dalam darah) yang dapat menyebabkan kegagalan berbagai organ tubuh. Karena bahaya ini, setiap anak usia 3-36 bulan dengan suhu > 39 derajat celsius dan tidak jelas penyebab demamnya dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan laboratorium dan terapi antibiotika apabila sel darah putih melebihi normal. Meski demikian, pemberian antibiotika juga memerlukan banyak pertimbangan karena efek samping dan risikonya kuman menjadi resisten terhadap obat.

Perbedaan demam karena virus dan bakteri juga bisa dilihat dari perilaku anak saat demam. Jika anak masih bisa bermain dan berinteraksi dengan baik maka bisa dicurigai infeksinya dipicu oleh virus sedangkan jika anak tampak sakit berat, menangis lemah dan tidak tertarik pada lingkungan sekitar maka bisa dicurigai pemicunya adalah bakteri.
facebook.com
Ketika anak demam, bunda harus memiliki sikap yang tepat untuk menangani dan memberikan perawatan, sehingga dapat mencegah komplikasi demam yang lebih berat. Yuk, simak terus penjelasannya, biar dapat lebih banyak info yang bermanfaat

Termometer
Ini adalah barang wajib yang perlu ibu sediakan tak kala demam menyerang si kecil. Pantau naik turun panasnya, turunnya sampe di bilangan normal, berapa lama panas turun sampai kemudian naik lagi, perhatikan siklus demamnya, apakah tiap 12 jam, tiap 2 hari sekali, cuma sore hari saja, atau demam terus gak kenal waktu. Ini data yang kemungkinan akan ditanyakan kalau Ibu ketemu dokter.

Kompres
Selama ini kompres dingin atau es menjadi kebiasaan yang diterapkan para ibu saat anaknya demam. Namun kompres mengunakan es sudah tidak dianjurkan karena pada kenyataannya demam tidak turun bahkan naik dan dapat menyebabkan anak menangis, menggigil dan kebiruan. Oleh karena itu,kompres menggunakan air hangat lebih dianjurkan. Kenapa harus air hangat ? penjelasan nya begini. Dalam tubuh kita ada alat untuk mengukur suhu tubuh, tempatnya di otak bagian agak di belakang, namanya hipothalamus. Kalau ada infeksi atau kuman masuk, suhu di hipotalamus di setting naik, makanya anak demam. Nah, supaya suhunya kembali normal, Di setiap permukaan kulit dan aliran darah yang menuju si hipotalamus adibutuhkan reseptor atau pemberi sinyal dan informasi mengenai suhu lingkungan.Si hipotalamus ini canggih kok Bu, dia bisa menyesuaikan settingan suhu tubuh dengan lingkungan sekitar. Kalau si hipotalamus ini menerima sinyal dan merasa merasa kok aliran darahnya panas ya, dia menurunkan settingan suhunya, jadi demamnya turun. Makanya Ibu dianjurkan untuk kompres hangat dibagian yang bnyak pembuluh darah besar, seperti di leher, ketiak, selangkangan.

Berikan Banyak Cairan
Siapkan asupan cairan yang banyak, cairan apa saja yang anak suka. Air putih air dingin air anget, air kulkas, air dari buah buahan, susu, sirup, es teh, atau malah es cream. Selama demam, terjadi penguapan yang berlebihan dari seluruh permukaan kulit yang bikin uap air banyak terbuang sehingga anak rawan dehidrasi atau kurang cairan. Lain kasus ya kalau anaknya memang ALERGI barang dingin, minum es dikit langsung pilek grok grok, kena AC dikit langsung batuk ngik ngik (biasanya yangg ini pilek tanpa demam karena dasarnya alergi). So, selama ibu yakin anak ibu nggak alergian, es krim is allowed, dingin dingin manis nyess di lidah, nyaman banget buat mulut yang lagi pahit.

Pelukan hangat
Kedekatan ibu tehadap anak ternyata menjadi salah satu bagian yang dapat menunjang dalam penanganan demam pada anak. Menurut Psikolog dan penulis buku The Miracle of Huge, Melly Puspita Sari bahwa memberikan pelukan pada anak minimal 8 kali sehari untuk memberikan energi hingga anak bisa beraktivitas dan mengoptimalkan potensinya. Selain itu, Penelitian Klinis dan Psikologis menunjukkan bahwa pelukan antara orang tua dan anak dapat meningkatkan kecerdasan otak anak, merangsang produksi hormon dan oksitosin yang memberikan perasaan tenang dan bahagia serta membantu mengeluarkan zat berbahaya dari otak. Dalam bukunya ‘The Hug Therapy’, psikolog Kathleen Keating menyebutkan bahwa pelukan juga dapat meningkatkan kecerdasan otak dan IQ anak. Masih  banyak lho bu manfaat besar, yang didapatkan seorang anak jika sering mendapat pelukan penuh cinta 
  • Pelukan ibu adalah cara terbaik menyembuhkan jiwa dan hati anak yang terluka. Ketika anak merasa kecewa, terlukai, frustari, cemas dan mengalami tekanan batin yang membuat jiwanya sakit atau depresi. Pelukan ibu adalah penyembuhnya. Setidaknya melalui pelukan, rasa itu terbagi kepada ibu. Dan anak akan merasa ia tidak sendiri merasakannya.
  • Pelukan ibu dapat menentramkan perasaan anak yang tertekan. Sentuhan lembut ibu akan merangsang keluarnya hormon oksitosin yang mampu memberikan efek menenangkan pada anak yang sedang merasa marah, sedih, takut atau tertekan.
  • Pelukan ibu adalah media terbaik untuk menyampaikan nasihat. Terkadang anak akan mudah mendengar nasihat atau perintah dari ibu melalui sebuah pelukan dan belaian. Anak akan merasa perintah ibu bukan suatu beban.
  • Sentuhan dari pelukan ibu akan meningkatkan sistem pertahanan anak. Sentuhan yang tepat akan merangsang sistem penghasil sel darah putih yang dapat menguatkan sistem imun pada anak.
  • Pelukan ibu akan membuat anak merasa aman dan dilindungi. Sentuhan ibu akan selalu menjaga anak dari rasa tidak aman. Pelukan ibu akan selalu melindungi anak dari ketidaknyamanan yang mengganggu. Ketika anak merasa dirinya terancam, ia akan berlari ke ibu untuk mencari perlindungan.
  • Pelukan ibu adalah obat ketika anak sakit. Walaupun tidak langsung dapat menyembuhkan, tetapi pelukan hangat dari ibu akan mengurangi rasa sakit yang anak alami.
  • Pelukan ibu mengajarkan anak bagaimana melakukan suatu hal yang baik dalam kehidupan sosialnya. Anak yang sering dipeluk ibu lebih mampu berempati terhadap lingkungannya. Sehingga kehidupan sosialnya terjalin baik.
  • Pelukan ibu adalah komunikasi non verbal yang dapat meredam konfik dan memperbaiki hubungan antara ibu dan anak. Pelukan adalah salah satu cara untuk membangun kedekatan hubungan kembali membaik.
  • Pelukan ibu dapat membantu perkembangan anak. Anak yang jarang dipeluk oleh ibu, perkembangannya sedikit lambat. Sebaliknya, anak yang sering dipeluk ibu akan merasakan energi dan semangat baru untuk berkembang dan beraktivitas. Pertumbuhannya akan sehat.
  • Pelukan ibu dapat meningkatkan kecerdasan anak. Dekapan ibu akan merangsang kerja aliran darah ke otak yang memudahkan anak untuk berpikir, cepat tanggap dan mudah memahami. Pelukan adalah dorongan agar anak semangat untuk belajar. Pelukan ibu mampu meningkatkan rasa percaya diri anak yang berpengaruh pada peningkatan kecerdasan anak.
  • Pelukan ibu dapat membantu anak untuk mengatur emosi. Anak akan mudah belajar untuk menekan emosi yang negatif, mudah mengendalikan rasa marah, menjadi pribadi yang lebih tenang dan akan tumbuh menjadi anak yang penyayang.
Pemberian Obat Secara Tepat
Obat penurun panas, ini opsi terakhir ya.. seperti yang sudah saya tulis diatas, selama anak masih mau makan dan bergerak aktif, demam tidak perlu dicemaskan secara berlebihan. Karena Demam  sejatinya adalah mekanisme tubuh untuk MEMBLOKADE infeksi yg masuk. Kuman penyebab infeksi tadi nggak bisa beranak pinak dalam keadaan panas, trus leukosit atau sel darah putih akan bekerja lebih optimal matiin kuman dalam kondisi panas. Hanya saja,demam biasanya disertai dengan rasa mual, sakit kepala, nyeri otot dan persendian. Anak mulai gak nyaman, maunya kepala nempel bantal, atau rewel minta digendong terus. Nah, obat penurunan panas juga berfungsi sebagai pereda rasa nyeri. Berikan sesuai dosis dan petunjuk ya Bu.

Soal pemberian obat, yang perlu diingat bahwa Obat OTC (Over The Counter) atau obat jenis obat bebas dan obat bebas terbatas juga dapat memiliki efek samping yang serius pada anak-anak jika tidak menggunakannya sesuai aturan. Obat OTC ini tersedia baik di Apotek maupun minimarket dan tidak memerlukan resep. Beberapa obat OTC yang paling umum digunakan untuk anak-anak adalah obat batuk dan pilek, yang seringkali mengandung acetaminophen atau parasetamol. Pemberian berlebih dari parasetamol dapat mengakibatkan gejala keracunan obat. Dalam jangka panjang, penyalahgunaan parasetamol dapat berakibat pada kerusakan permanen dari organ hati dan kematian. Oleh karenanya bunda harus berhati-hati untuk membaca label obat dan mengikuti petunjuk. Penyebab paling umum dari overdosis parasetamol pada anak-anak berasal dari ketidaktahuan tentang berapa banyak dosis obat yang digunakan yang sebenarnya dapat dengan mudah diketahui melalui label atau etiket yang tertera pada obatnya.

Dikutip dari pharmacythimes.com, orang tua dapat mengambil tindakan tertentu untuk menjaga anak-anak mereka aman saat mereka mengambil obat OTC. Dosis yang tidak akurat menimbulkan salah satu risiko terbesar untuk anak-anak.
1. Gunakan sendok obat yang telah tertakar
Penggunaan sendok obat yang telah tertakar dan biasanya terdapat dalam sediaan sirupnya sangat diutamakan dibanding dengan menggunakan sendok makan atau teh dirumah. Menggunakan sendok di rumah bisa menimbulkan dosis terlalu tinggi atau rendah.
2. Memilih sediaan atau formulasi obat khusus untuk anak
Memilih formulasi anak-anak dari obat OTC juga dapat mengurangi bahaya yang terkait dengan dosis yang tidak akurat. Banyak obat OTC datang dalam berbagai rasa dan bentuk sediaan, seperti tablet kunyah, cairan dan suspensi, disintegrasi dan tablet larut, dan strip tipis.
3. Perhatikan interaksi obat dan efek samping obat
Di luar dosis, risiko utama lainnya untuk anak-anak, interaksi obat, dan efek samping yang serius seperti efek sedatif atau tidur. Berkomunikasi dengan Apoteker di Apotek tentunya dapat memainkan peran kunci dalam membantu orang tua dalam memahami OTC obat anak-anak mereka. Apoteker memiliki pengetahuan yang luas mengenai efek terapi obat dan interaksi obat serta dapat menentukan dan memilih alternatif obat OTC lainnya jika dapat berinteraksi dengan obat resep anak lainnya. Itulah salah satu kelebihan membeli obat di apotek selain terjamin keaslian obatnya.


tempra,sahabat dikala anak demam (dokpri) 

rasa anggurnya, segar dimulut (dokpri)

Bukan hanya disaat sakit, ternyata Kedekatan anak dengan orang tua, khususnya ibu adalah fondasi penting bagi tubuh kembang anak. Kelekatan, kehangatan dan rasa cinta kasih ibu dapat mencegah perilaku kenakalan dan depresi saat anak tumbuh dewasa. Kedekatan yang dijalin oleh orang tua kepada anak sejak dini juga, akan berguna dalam pembentukan karaktrer anak-anak anda. Kedekatan orang tua dan anak juga akan mempegaruhi kecerdasan si anak. Yuk, mulai sekarang berikan cinta kasih dan peluk anak kita sesering mungkin ya bu.  

Referensi : 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.