Yogyakarta Kian Istimewa di Mata Dunia Dengan Aplikasi ''Jogja Istimewa"
Di
era kontemporer seperti sekarang ini, ujian terbesar yang dihadapi budaya lokal adalah
mempertahankan eksistensinya di tengah terpaan globalisasi. Dalam konteks tersebut,
globalisasi satu sisi seakan menjadi virus mematikan yang bisa berpengaruh
buruk pada pudarnya eksistensi budaya-budaya lokal atau justeru sebaliknya,
menjadi obat mujarab yang dapat menyembuhkan penyakit-penyakit tradisional yang
berakar pada kemalasan, kejumudan, dan ketertinggalan. Dalam situasi demikian,
kesalahan dalam merespon globalisasi bisa berakibat pada lenyapnya budaya
lokal. Pun, Kesalahan dalam merumuskan strategi mempertahankan eksistensi
budaya lokal juga bisa mengakibatkan budaya lokal semakin ditinggalkan
masyarakatnya.
Yogyakarta menjadi
salah satu ikon kota budaya dan parwisata yang sampai hari ini masih kokoh
menjaga eksistensi kelokalannya. Tak sekedar menjadi rujukan pelajar dari pelosok
negeri bahkan hingga manca. Pesona Yogya seakan tak pernah lekang oleh waktu, terutama pada kekhasan
sejarah, dan berbagai kesenian seperti perayaan adat dan
pesta rakyat. Dengan ditunjang karya bernilai tinggi, Yogyakarta menjadi tempat
ideal untuk pengembangan pariwisata budaya dan etnik, dengan menekankan
observasi terhadap ekspresi dan gaya hidup masyarakat nan eksotik.
Sedikit
merujuk kebelakang, sejak disahkannya UU No 13 Tahun 2012, Yogyakarta resmi
mempunyai payung hukum tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dengan
demikian, negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah
yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dalam undang-undang. Tujuannya ditetapkannya keistimewaan ini akan dapat mewujudkan pemerintah yang demokratis dan baik,
meningkatkan kesejahteraan dan ketentraman, mewujudkan tatanan kepemerintahan
dan tatanan sosial yang berkebhinekaan, menjaga peran dan tanggung jawab
kesultanan dan kadipaten pakualaman serta mengembangkan kebudayaan Yogyakarta
sebagai bagian dari kekayaan bangsa. Kemudian mengingat bahwa kota Yogya tempat
masyarakat dari beragam suku, maka tidak heran jika Yogya dikatakan sebagai
miniaturnya Indonesia.
Kini
seiringnya waktu, Yogya pun kian tangguh menghadapi terpaan jaman. Terkait isu
global yang nyaris meluluh lantakkan berbagai sendi kehidupan, kota ini tak
gamang untuk terus berdiri kokoh. Peradaban
unggul, pada masa lalu begitu hidup hingga saat ini, membuktikan seluruh komponen masyarakat Yogya mampu menegakkan nilai-nilai
keluhuran, keutamaan, dan penguatan jati diri Yogyakarta. Ketiga karakteristik Yogya
tersebut tidak luntur sebagai penuntun gerak bermasyarakat-berbangsa, tindak
kepemimpinan, kerja birokrasi, serta dinamika kehidupan elemen warga untuk menuju
kemartabatan yang istimewa.
Yogyakarta
memang istimewa. Kota dimana warisan budayanya begitu adi luhung. Kota yang
kearifan lokalnya sudah mendarah daging dalam setiap helaan nafasnya. Yogya
memang terlahir dengan segala pesona dan keunikannya. Karena pada hakekatnya secara geografis, ekonomi,
sosiologis, kultural, dan historis Yogyakarta terletak pada posisi pusat
persilangan budaya. Sayang jika generasi sekarang apatis, bahkan tak mau tahu
dengan warisan leluhurnya.
Sumbu
Filosofi menjadi salah satu bukti tingginya peradaban dimasa lalu yang
diwariskan kepada generasi sekarang. Daur hidup manusia yang berupa kelahiran
(sangkan), pernikahan (kedewasaan), dan kembali kepada Sang Pencipta (paran)
atau bisa disebut sebagai Sangkan Paraning Dumadi (asal dan tujuan dari ada)
adalah Ikhwal tiga ritus utama daur hidup manasia yang ketika itu hendak diwujudkan
Sultan Hamengku Buwana I dalam tata ruang Kraton.
Sebagai
ilustrasi, Sumbu filosofi antara Tugu, Keraton, dan Panggung Krapyak memiliki
konsep sangkan paraning dumadi dimana terdapat dua sebutan yaitu sangkaning
dumadi untuk sebutan dari Panggung Krapyak ke Keraton kemudian paraning dumadiuntuk sebutan dari Tugu ke Keraton. Secara filosofis Tugu Pal Putih ini
bernilai cerita awal perjalanan manusia untuk menghadap Sang Pencipta. Tugu Pal
Putih melambangkan lingga (laki-laki) adalah asal benih kehidupan, sementara perempuan
yang disebut yoni dilambangkan oleh Panggung Krapyak yang juga merupakan salah
satu sumbu filosofi Sangkan Paraning Dumadi.
Jalur dari Tugu Pal Putih ke
Keraton Yogyakarta dibagi menjadi tiga bagian yang melambangkan cara untuk
mencapai kesejahteraan dalam kehidupan manusia. Dari utara ke selatan,
bagian-bagian ini merepresentasikan jalur untuk mencapai keutamaan (margotomo), kehidupan yang
tercerahkan (malioboro),
dan martabat (margamulyo).
Sepanjang jalannya terdapat pula dua komponen kota yang tak kalah penting,
yaitu Kepatihan (kantor administratif) dan Pasar Beringharjo (pasar
kesultanan). Dua komponen ini melambangkan rintangan atau godaan untuk mencapai
kehidupan yang ideal, yaitu berlebihan dalam mengejar kekuasaan atau status
sosial dan berlebihan dalam mengejar materi duniawi.
Sumbu Imajiner yang
menjadi dasar filosofis tata ruang kota Yogyakarta tersebut dirumuskan dalam dokumen
bertajuk “The Historical
City Centre of Yoyakarta”. per
tanggal 14 Maret 2017, dokumen tersebut telah masuk
ke dalam daftar sementara Warisan Dunia (World
Heritage Tentative List) UNESCO untuk kategori kebudayaan Program World Heritage merupakan
program UNESCO yang bertujuan untuk mendorong proses identifikasi, proteksi,
dan preservasi atas warisan alam maupun budaya di seluruh dunia, dengan
mempertimbangkan nilai-nilai luar biasa dan perannya terhadap kemanusiaan.

Saat
ini Tugu Pal Putih atau Tugu Jogja masih berdiri dengan kokoh dan megah
serta terawat dengan baik. Tugu ini selalu menjadi tujuan dari wisatawan baik
lokal maupun mancanegara untuk mengabadikan keberadaannya di kota Yogyakarta.
Wisatawan sangat suka berfoto di tugu ini untuk menunjukkan bahwa mereka sudah
mengunjungi kota wisata terkenal yang sarat dengan budaya.
Banyak
aktivitas pariwisata yang terdapat disekitar Tugu Pal Putih ini, yang telah
sangat tersohor menjadi ikon pariwisata Kota Yogya. Bahkan sekarang di pojok
sebelah tenggara telah dibuat outdoor diorama beserta miniatur Tugu Golong
Gilig yang dahulu roboh dikarenakan gempa bumi. Wisatawan bisa
mempelajari sejarah tugu ini dari gambaran yang terlukiskan di diorama
tersebut.
Tugu
Pal Putih sendiri juga berada tidak terlalu jauh dari pusat keramaian kota
yaitu Malioboro. Juga tidak terlalu jauh dengan stasiun legendaris, Stasiun
Tugu Yogyakarta. Hanya perlu berjalan kaki menyusuri Jalan
Mangkubumi untuk ke Malioboro. Di sepanjang Jalan Mangkubumi ini wisatawan akan disuguhi aneka menu kuliner yang terkenal seperti lesehan,
angkringan dan kopi joss.
Yogyakarta
Smart Tourism
Hadirnya
teknologi telah menciptakan iklim yang kian kompetitif dalam industri
pariwisata, lebih-lebih di Asia, di mana kampanye wisata eksotis semakin banyak
dijadikan sebagai ujung tombak pendapatan negara. Istilah populer yang merujuk
pada kondisi tersebut adalah “smart tourism
yang merupakan salah satu pilar dari smart
city serta menjadi salah satu unsur penting dari Smart Economy. Sebagai platform pariwisata, platform tersebut
mengintegrasikan peran teknologi informasi dalam memberikan informasi dan
layanan yang efisien kepada wisatawan.
Smart
Tourism memuat beberapa tujuan, pertama,
membuat data base terkait sumber daya pariwisata, didukung dengan perkembangan Internet of Things dan Cloud Computing yang berfokus pada
peningkatan wisata melalui identifikasi dan pemantauan yang ada. Kedua, memajukan daerah destinasi wisata
dengan inovasi industri pariwisata untuk promosi pariwisata, peningkatan
pelayanan wisata dan manajemen pariwisata. Ketiga,
memperluas skala industri pariwisata dengan platform informasi real time,
mengintegrasikan penyedia jasa pariwisata dan peran masyarakat lokal.
Dalam
konteks pengembangan kepariwisataan Yogya, kekuatan aspek pendukung pariwisata
terus dimanfaatkan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta untuk meningkatkan minat
kunjungan wisatawan. Harapannya di tahun 2019 ini seperti dilansir Bernas.id (https://www.bernas.id/66650-2019-kualitas-pariwisata-jogja-coba-ditingkatkan.html) kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara akan terus meningkat menjadi
3,47 juta hingga 2022 mencapai 4 juta wisatawan.
Dalam kaitan dengan pengembangan pariwisata, Aplikasi ‘’Jogja Istimewa’’ hadir sebagai media
interaktif dan mandiri sesuai dengan perkembangan teknologi terkini, tren, dan
kebiasaan masyarakat dalam penggunaan smartphone. Aplikasi berbasis mobile
application resmi di-launching oleh pemerintah Yogyakarta sejak
21 September 2015. Memiliki desain yang menarik, ringkas, dan mudah digunakan,
aplikasi ini dapat digunakan pada smartphone dengan platform android dan
windows, maupun iOS.
Aplikasi “Jogja Istimewa” sebagai aplikasi penyedia
informasi D.I.Yogyakarta memiliki beberapa keunggulan. Keunggulan pertama,
penyampaian informasi pariwisata dan budaya dapat dilakukan lebih mudah,
akurat, dan terarsip dengan baik. Keunggulan kedua, Aplikasi “Jogja Istimewa”
sebagai media promosi daerah untuk meningkatkan kunjungan wisata daerah. Keunggulan
ketiga, aplikasi ini dapat mengurangi penggunaan kertas dalam mempromosikan
tempat tujuan wisata dan budaya daerah. Keunggulan keempat, aplikasi dapat
menjangkau wisatawan di seluruh nusantara dan dunia karena dapat digunakan dimanapun
kecuali fitur pencarian lokasi terdekat. Keunggulan kelima, aplikasi mampu
mengikuti perkembangan perilaku dan kebiasaan pengguna seiring dengan
perkembangan tren teknologi. Keunggulan keenam, tersedianya gratis upgrade sesuai
dengan perkembangan teknologi terbaru.
Mengacu
pada banyaknya budaya dan kearifan lokal di kota ini, implementasi smart tourism tentunya lebih kompleks
dari bidang lainnya. Teknologi kekinian yang ada pun tidak bisa berjalan begitu
saja tanpa adanya sinergi dengan dukungan antara institusi (pemerintah), pelaku
industri, dan masyarakat.
Namun demikian disisi lain beberapa hasil survei
menunjukkan belum optimalnya pemanfaatan aplikasi ‘’Jogja Istimewa’’ oleh
masyarakat dan wisatawan. Sosialisasi dirasa perlu dikembangkan dengan cara
penentuan sasaran dan strategi. Sosialisasi dapat dilakukan dengan pemasangan banner
pada objek wisata, hotel, stasiun, bandara, dan tempat-tempat lainnya yang
menjadi pusat keramaian D.I. Yogyakarta supaya pengetahuan dan pemanfaatan
Aplikasi ”Jogja Istimewa” meningkat.
Selain
bentuk sosialisasi ‘’Jogja Istimewa’’, melakukan
optimalisasi dengan Search Engine Optimization (SEO) pada website pariwisata
Yogya untuk menaikkan rangking traffic juga tak kalah penting. Promosi dengan optimasi mesin pencarian
(search engine) seperti Google, Bing, dan Yahoo dilakukan agar wisatawan dapat
merujuk pada pariwisata Yogya. Untuk optimalisasi dapat menggunakan kata kunci
seperti budaya, kuliner, interaksi dengan masyarakat
setempat, dan gelaran budaya.
Terakhir,
meningkatkan promosi pariwisata (e-tourism) di bidang kebudayaan dalam bentuk
sinema digital yang bertema budaya misalnya melalui kanal youtube menjadi strategi promosi pariwisata yang efektif terutama
untuk menjaring wisatawan millenial untuk lebih dekat dan berminat mengenal
sejarah dan budaya Yogyakarta.
Dengan segala keunggulan dan potensinya seperti dipaparkan diatas, dapatlah di tarik benang merahnya, bahwa nilai-nilai
kearifan lokal sejatinya bukanlah nilai usang yang ketinggalan zaman sehingga
layak ditinggalkan, tetapi dapat bersinergi dengan nilai-nilai universal dan
nilai-nilai modern yang dibawa globalisasi. Kearifan lokal Yogyakarta tersebut nyatanya
dapat bersinergi dengan aktualisasi dari pemanfaatan tekhnologi kekinian.
Lagi meminjam filosofi Jawa ‘hamemayu hayuning bawana’ yang mengajarkan masyarakat untuk berbersikap dan berperilaku yang selalu mengutamakan harmoni, keselarasan, keserasian dan keseimbangan hubungan antara manusia dengan alam, manusia dengan manusia dan manusia dengan Tuhan dalam melaksanakan hidup dan kehidupan agar negara menjadi panjang, punjung, gemah ripah loh jinawi, karta tur raharja. Sudah saatnya keistimewaan Yogyakarta bukan hanya untuk Indonesia tapi juga untuk dunia, sekarang dan seterusnya.
“Tulisan ini diikutsertakan dalam kompetisi Pagelaran TIK yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika DIY 2019”
Lagi meminjam filosofi Jawa ‘hamemayu hayuning bawana’ yang mengajarkan masyarakat untuk berbersikap dan berperilaku yang selalu mengutamakan harmoni, keselarasan, keserasian dan keseimbangan hubungan antara manusia dengan alam, manusia dengan manusia dan manusia dengan Tuhan dalam melaksanakan hidup dan kehidupan agar negara menjadi panjang, punjung, gemah ripah loh jinawi, karta tur raharja. Sudah saatnya keistimewaan Yogyakarta bukan hanya untuk Indonesia tapi juga untuk dunia, sekarang dan seterusnya.
“Tulisan ini diikutsertakan dalam kompetisi Pagelaran TIK yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika DIY 2019”
Referensi :
Izin promo ya Admin^^
BalasHapusbosan tidak ada yang mau di kerjakan, mau di rumah saja suntuk,
mau keluar tidak tahu mesti kemana, dari pada bingung
mari bergabung dengan kami di ionqq^^com, permainan yang menarik dan menguras emosi
ayo ditunggu apa lagi.. segera bergabung ya dengan kami...
add Whatshapp : +85515373217 ^_~