Sehat Herbal di Era Digital
![]() |
https://marketing.co.id/menyambut-era-digital-commerce/ |
Menyoal produk kesehatan
berbahan herbal, sejujurnya, saya banyak tahu setelah berselancar di dunia maya.
Puluhan jenis tanaman ternyata mengandung khasiat yang begitu besar membuat saya memilih untuk beralih dari obat kimia ke herbal. Lebih aman, dan efeknya tidak
terlalu berat bagi tubuh. Dan lagi, harganya jauh lebih murah dari obat
kimiawi. Faktanya, ternyata tidak mudah lho menemukan produk herbal yang benar-benar
pas sesuai kebutuhan. Ibarat dua mata pisau. Tak hanya informasi mengenai obat-obatan yang saya dapat,
pencarian saya lewat mesin pencari google kerap menjadi bumerang jika saya tidak berhati-hati memilih.
Ditambah dengan testimoni pengguna yang konon sudah memperoleh hasil dari
herbal A-z. Hal ini seringkali menggoda hati untuk cepat-cepat membeli. Apalagi
jika berkenaan dengan tumbuh kembang anak. Yang katanya bagus untuk
kecerdasanlah, untuk konsentrasi, untuk nafsu makan. Satu-satunya jalan agar
saya tidak terperdaya membeli herbal yang tidak sesuai dengan kebutuhan, ya saya
harus rajin bertanya pada orang yang mengerti seputar obat-obatan, diantaranya bertanya
kepada apoteker ataupun herbalis. Dan untuk mendapatkannya saya akan membelinya
di distributor resmi yang sudah dipercaya.
Berikut ini adalah herbal
hasil pencarian saya di mesin pencari google. Alhamdulillah, setelah saya konsultasikan dengan ahlinya, semuanya dinyatakan aman, sudah terdaftar
BPOM dan terpenting asli buatan Indonesia.
![]() |
-dokpri- |
Pada beberapa tahun
terakhir, muncul berbagai platform virtual terkait berbagai aktivitas yang
menggantikan aktivitas dunia nyata. Digitalisasi ini menawarkan beragam
kemudahan sehingga memicu perubahan perilaku masyarakat yang menandakan bahwa
ada pergeseran budaya pada masyarakat digital. Evolusi mesin pencari seperti
Google memiliki tingkat interaksi yang sangat tinggi dan memiliki dampak yang
sangat luar biasa.
Didukung oleh kekuatan dan ekspansi ekonomi, jaringan
sistem informasi global serta terakhir disokong teknologi mutakhir, tak heran jika perputaran produksi, konsumsi dan distribusi
barang semakin cepat dialami dan dimiliki oleh masyarakat global. Saat ini, 40% penduduk dunia dan 33,2% penduduk
Indonesia telah mempunyai akses ke internet. Dan pada 2020, digital commerce di
Asean diperkirakan akan tumbuh mencapai US$32 miliar.
http://www.teropongbisnis.com/ |
Apa yang mendorong ekspansi eksponensial ini? Demografi memainkan
peran kunci dalam mendorong pertumbuhan ini. Sekitar 50% populasi Asean berusia
di bawah 30 tahun, dan memasuki masa belanja perdana mereka. Penggunaan
internet serta perangkat mobile
yang tinggi dan terus tumbuh tanpa henti, dengan 800 juta koneksi mobile dan 480 juta
pengguna internet. Kesejahteraan meningkat, didukung pertumbuhan GDP yang
melebihi 5% akan menghasilkan 70 juta rumah tangga menjadi konsumen baru.
Terkait komoditas obat,
berbagai data menunjukkan bahwa setidaknya dalam 5 tahun terakhir, terjadi
peningkatan jumlah situs penyedia layanan online drugstore maupun jumlah
transaksi jual beli obat online. Hal ini kemudian memunculkan potensi-potensi
ancaman mengingat pada kurun waktu yang sama, berbagai negara melaporkan
peningkatan kejadian peredaran obat palsu.
WHO mendefinisikan obat
palsu dengan istilah substandard dan falsified medical product. Definisi WHO
dalam hal ini menggarisbawahi bahwa pemalsuan obat tidak hanya berkaitan dengan
pelanggaran hak cipta atau aspek perdagangan, tetapi juga sangat erat
hubungannya dengan kualitas kesehatan masyarakat, karena terkait dengan faktor
mutu, keamanan, dan khasiat dari obat tersebut (the quality, safety and
efficacy of medicines), (WHO, 2017).
![]() |
https://duniabidan.com/ |
Definisi obat palsu juga
telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1010 Tahun 2008 tentang
Registrasi Obat. Menurut peraturan ini, obat palsu adalah obat yang diproduksi
oleh yang tidak berhak berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
atau produksi obat dengan penandaan yang meniru identitas obat lain yang telah
memiliki izin edar. Pemalsuan obat ini dapat berlaku untuk produk bermerk dan generik.
Untuk Indonesia sendiri, International Pharmaceutical Manufacturer Group (IPMG), sebuah organisasi produsen obat yang beranggotakan perusahaan multinasional merilis peredaran obat palsu saat ini sebanyak 10% dari pasar obat-obatan
dan diperkirakan senilai USD 200 juta (www.ipmg-online.com). Kejahatan
peredaran obat palsu terus terjadi di Indonesia dengan modus operandi yang juga
berkembang mengikuti kemajuan tekhnologi dan sistem informasi digital.
Padahal, negara-negara
seperti Jepang, Irlandia dan Prancis dalam regulasinya sudah melarang adanya
transaksi obat secara online. Sementara negara lain seperti Amerika, Jerman,
Kanada mengijinkan apotek menjual obat secara online dengan batasan-batasan
yang sangat ketat. Hal ini dilakukan mengingat dari hasil operasi Interpol
dengan sandi Pangea menunjukkan peningkatan temuan obat ilegal.
Operasi Pangea merupakan
operasi khusus yang diselenggarakan oleh Interpol bersama negara anggotanya
untuk mengungkap peredaran obat ilegal secara online. Dari hasil operasi ini
pula ditemukan bahwa peredaran obat ilegal termasuk obat palsu telah menjadi kejahatan
lintas negara dengan melibatkan sindikat internasional. Dalam sebuah kasus
ditemukan bahwa produsen obat palsu berada di India, kemudian didistribusikan
ke Brazil dan dijual ke beberapa negara di Uni Eropa.
FDA (Food and Drug Administration)
Amerika Serikat menyatakan bahwa sekecil apapun peredaran obat palsu di pasaran
dapat menyebabkan ancaman kesehatan yang fatal. Menurut FDA, efek yang
ditimbulkan dari obat palsu ini antara lain : toksik (toxic effect) yang bisa
menyebabkan keracunan, terjadi efek yang tidak diinginkan (unintended effect) ketika
obat palsu diganti kandungan zat aktifnya, terjadinya kegagalan terapi pasien (ineffective treatment)
akibat tidak adanya zat aktif sesuai labelnya (no active ingredient). Pada beberapa kasus
yang ditemukan oleh FDA, jual beli obat melalui internet merupakan salah satu
modus yang digunakan untuk mengedarkan obat palsu. (FDA, 2004).
Berikut ini adalah ciri-ciri iklan obat palsu yang perlu diwaspadai menurut Badan POM RI. Iklan dengan informasi yang berlebihan dan menyesatkan, menawarkan obat dengan harga yang jauh lebih murah, menjanjikan pemberian hadiah, iklan hanya mencantumkan nomor telepon tanpa nama dan alamat sarana penjual, menampilkan testimoni pasien yang berlebihan dalam menggunakan obat, dan menjanjikan sembuh secara instan serta menawarkan banyak garansi.
Berikut ini adalah ciri-ciri iklan obat palsu yang perlu diwaspadai menurut Badan POM RI. Iklan dengan informasi yang berlebihan dan menyesatkan, menawarkan obat dengan harga yang jauh lebih murah, menjanjikan pemberian hadiah, iklan hanya mencantumkan nomor telepon tanpa nama dan alamat sarana penjual, menampilkan testimoni pasien yang berlebihan dalam menggunakan obat, dan menjanjikan sembuh secara instan serta menawarkan banyak garansi.
![]() |
https://duniabidan.com/ |
Dengan pasar yang semakin digital dan global maka
semakin banyak pilihan, kesempatan, kenyamanan bertransaksi, dengan harga yang
lebih terjangkau. Namun, untuk menjamin pertumbuhan yang berkesinambungan,
tidak hanya jaminan ketersediaan barang dan/atau jasa yang diutamakan, tetapi pengembangan
pasar secara digital juga harus dapat dipercaya, memberikan perlindungan
terhadap konsumen, dan terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari.
Hal tersebut tentunya akan terus berkembang di masa
depan, sehingga konsumen harus semakin jeli dalam menghindarkan diri dari
praktik-praktik pelaku usaha yang merugikan. Oleh karena itu, Mendag dalam
rilis resminya, menegaskan perlindungan konsumen menjadi prasyarat mutlak dalam
mewujudkan perekonomian yang sehat melalui keseimbangan antara perlindungan
kepentingan konsumen dan pelaku usaha. Dari hasil survei terungkap bahwa hanya
42% konsumen yang mengalami masalah lebih memilih tidak melakukan pengaduan.
Alasan yang disampaikan bervariasi. Ada konsumen yang beralasan risiko kerugian
yang diterima dinilai tidak besar (37%), tidak mengetahui tempat pengaduan
(24%), dan menganggap proses dan prosedur pengaduan lama dan rumit (20%). Ada
pula yang beralasan telah mengenal baik penjual (6%) sehingga urung melakukan
pengaduan.


![]() |
https://lenteranusantara.org/ |
Menjadi konsumen cerdas di era digital memang tidak mudah. Banyak oknum di luaran sana yang tidak bertanggung jawab dan hanya ingin meraih keuntungan tanpa mengindahkah keselamatan konsumen. Sementara konsumen kerap terjebak dengan janji-janji manis penjual plus harga murah tanpa berpikir kerugian yang akan diterima. Konsumen cerdas sendiri merupakan program yang dibangun oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, dimana program konsumen cerdas ini merupaka salah satu upaya untuk melakukan perlindungan konsumen. Untuk mengkampanyekan jargon konsumen cerdas ini, pemerintahpun sudah sering sekali melakukan sosialisasi, ke beberapa daerah di Indonesia. Target sosialisasinya juga beragam, mulai dari pelajar, mahasiswa, pelaku usaha, maupun ibu rumah tangga, dan masih banyak lagi. Melalui laman resmi harkonas. id konsumen juga diajak untuk menyampaikan berbagai keluhan maupun terkait berbagai informasi produk yang dibutuhkan.
1. Langsung pada pelaku usaha
2. Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) setempat
3. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) terdekat
4. Dinas yang menangani perlindungan konsumen di Kabupaten/Kota
5. Pos layanan informasi dan pengaduan konsumen
Hotline : (021)3441839
Website : http://siswaspk.kemendag.go.id
E-mail : pengaduan.konsumen@kemendag.go.id
Whatsapp : 0853 1111 1010
Google Play Store : Pengaduan Konsumen
Jika pemerintah telah begitu peduli dengan keamanan barang yang kita gunakan maupun konsumsi, sudah saatnya kita menjadi konsumen cerdas dengan senantiasa bijak menggunakan platform digital. Jika anda
hendak berbelanja produk herbal via online seperti yang saya lakukan, pastikan herbal tersebut telah terdaftar BPOM, ada label halal hingga jelas masa kadaluarsanya. Membeli di apotik maupun distributor resmi tentu lebih terjamin kualitasnya, dan satu lagi, jangan pernah segan untuk bertanya kepada ahlinya, apakah produk herbal yang
hendak anda beli benar-benar aman untuk di konsumsi.
Salam cerdas Indonesia
Salam cerdas Indonesia
Halo,
BalasHapusMari Semarakkan Kontes SEO Surewi Wardrobe 2018.
Dapatkan Total Hadiah 10 Juta hanya dengan menulis di website kamu lalu kirimkan biodatanya ke email dan lengkapi syarat & ketentuan kontes kami.
Oh iya, ada hadiah hiburan setiap minggunya berupa pulsa senilai 200 ribu untuk 2 Orang pemenang. Informasi lebih lanjut kunjungi website kami http://kontes.surewi-seragam.com
Ayo! Buruan daftar terakhir tanggal 5 Juli 2018
Regars
Admin