Transformasi Digital BRI di Era Vuca



Selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan oleh pemerintah, bisnis UMKM sangat terdampak. Sepinya pembeli akibat pandemi setidaknya memaksa Yovy menutup toko rotinya selama 2 bulan, sejak April hingga Juni 2020.


Yovy Trijayanti, adalah pelaku UMKM yang bergerak di bidang bakery dan telah menjadi nasabah BRI sejak 1996. Ia juga ikut menikmati pinjaman modal kerja/Kredit Modal Kerja (KMK) BRI.


Toko Salira Bakery yang dikelolanya merupakan usaha keluarga yang sudah turun menurun menjadi warisan keluarga Yovy. Tak kurang dari 7 pegawai bekerja di toko roti yang belokasi di Duren Sawit, Jakarta Timur tersebut. Mereka terdiri dari 3 baker, 2 pramusaji dan 2 pegawai roti keliling, yang setiap harinya berkeliling di sekitar wilayah Duren Sawit dan Pondok Kelapa.


Sallira Bakery sendiri telah memiliki pelanggan tetap yang kerap memesan roti dalam bentuk boks maupun cake untuk acara-acara seperti pernikahan, ulang tahun, dan perayaan lainnya. Roti yang dijual pun cukup beragam, dari roti buaya, roti dengan berbagai isi dan croissant, dijajakan di tokonya yang cukup luas.


Awalnya yovy sempat bingung dengan situasi pandemi yang semakin sulit. Ia mengalami penurunan pendapatan yang cukup signifikan. Setiap bulan, sebelum pandemi yovy bisa mengantongi omzet hingga Rp 70 juta. Namun saat pandemi, terjadi penurunan hingga 50 persen, yovy hanya menerima omzet Rp 30 sampai Rp 40 juta per bulannya.


Yovy sangat bersyukur. Disaat krisis, BRI terus mendampingi yovy untuk terus maju. BRI memberikan bantuan berupa pinjaman modal kerja. Hal Ini tentu sangat membantu kelangsungan bisnis yovy ke depan. Awal meminjam Agustus 2020, omzetnya terkerek  hingga Rp 40 juta. Pinjaman tersebut dipergunakan untuk kebutuhan toko, pembelian bahan baku pembuatan roti dan cake. Yovy juga menggunakan pinjamannya untuk pelatihan bagi pekerjanya demi meningkatkan kemampuan mereka di bisnis ini.


Bantuan yang digulirkan BRI tidak hanya menghidupi bisnis UMKM seperti Salira Bakery. BRI  berkomitmen untuk terus mendukung gerak roda ekonomi mikro di Indonesia, dengan memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku usaha agar tetap bertahan serta tumbuh di masa yang sulit seperti pandemi maupun dimasa depan agar tak sampai gulung tikar.


Era Vuca


Pandemi dan perubahan global mendorong konsolidasi industri perbankan untuk bertahan dan meningkatkan daya saingnya. Perubahan tersebut memicu Volatility (volatilitas), Uncertainty (ketidakpastian) Complexity (kompleksitas) dan Ambiguity (ambiguitas) atau yang disebut dengan (VUCA) di sektor perbankan. 


Vuca merupakan Sebuah kondisi yang menggambarkan situasi perubahan yang terjadi sangat cepat, tidak pasti, kompleks, dan ambigu disebabkan karena transformasi digital atau teknologi.


Guna menjawab tantangan saat VUCA, maka pemilik atau pengelola perbankan perlu VUCA yang kedua yaitu Vision (visi) Understanding (pemahaman), Clarity (kejelasan) serta Agility (kelincahan). Demikian OJK mendorong pemilik bank beradaptasi dengan perkembangan layanan atas teknologi melalui digitalisasi agar mampu mengantisipasi berbagai situasi dan kondisi. OJK juga mendorong penguatan industri perbankan melalui reformasi pengaturan yang mengacu pada principle-based dan memberi ruang yang kondusif bagi industri untuk tumbuh dan berinovasi. 


PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Persero Tbk, memiliki strategi khusus untuk menghadapi perubahan yang sangat cepat dan cenderung tidak bisa ditebak atau VUCA (volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity). BRI melakukan dua transformasi sekaligus, yakni digital transformation dan culture transformation.


Digital transformation, Sebagai bank yang telah eksis selama 128 tahun, BRI kini sedang bertransformasi ke arah digital. BRI menerapkan konsep hybrid bank, yakni bank yang menyediakan layanan konvensional dan digital secara bersamaan. 


Konsep ini membantu BRI dalam perbaikan bisnis proses, inovasi model bisnis dan penatakelolaan jaringan kerja yang memadukan digitalisasi, jaringan, serta layanan financial advisor. Dengan lebih dari 8.700 kantor cabang, 22.000 e-channel, 500.000 agen BRILink, dan 37.000 mantri di seluruh Indonesia, BRI terbukti memiliki physical presence yang kuat dibanding kompetitor. 


Culture transformation, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengusung core values AKHLAK sebagai pedoman berperilaku dan bertindak seluruh insan di Perusahaan BUMN.


AKHLAK lebih dari sebatas slogan, namun harus tertanam di keseharian secara konsisten, baik dalam pekerjaan maupun dalam lingkup yang lebih luas. penerapan nilai AKHLAK diharapkan dapat memfasilitasi transformasi sumber daya manusia di BUMN untuk meningkatkan daya saing BUMN dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat luas.


Hal yang sama dimaknai PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk selaku bank dengan komitmen melahirkan insan yang unggul dan membanggakan dalam proses bisnisnya.


Transformasi Digital Perbankan



Transformasi digital merambah ke semua industri, termasuk industri perbankan. Preferensi interaksi bergeser dengan cepat ke arah digital sejak kehadiran COVID-19, hingga akhirnya, pengalaman online nasabah menjadi value proposition yang ditawarkan oleh perbankan, termasuk BRI. 


Setidaknya terdapat dua potensi dampak positif yang paling signifikan yang mungkin muncul akibat transformasi digital yang dilakukan oleh perbankan. Pertama, meluasnya aksesibilitas perbankan. Kedua, meningkatkan daya saing perbankan Indonesia. Ketiga, Perbankan digital akan mampu meningkatkan kemudahan akses perbankan bagi masyarakat, serta meningkatkan efisiensi perbankan sehingga akan mendorong peningkatan aktivitas perekonomian.


Di Indonesia, pasar perbankan digital semakin menampakkan potensinya, terutama dengan meledaknya generasi digital native. Riset dari Accenture melaporkan bahwa saat ini, Indonesia memiliki 202,6 juta pengguna internet dengan penetrasi smartphone mencapai 98,2%, membuktikan bahwa adopsi layanan digital terus meningkat secara signifikan dan menjadi peluang bagi tumbuh pesatnya perbankan digital.

Menurut Forbes, perbankan digital atau digital banking adalah produk dan/atau layanan perbankan berbasis internet yang sepenuhnya digital dan dapat diakses nasabah di mana pun dan kapan pun. 


Dari sisi nasabah, kini mereka lebih menyadari betapa pentingnya pengelolaan keuangan hingga mengharapkan lebih banyak produk dan layanan digital dengan pendekatan yang dipersonalisasi. Maka, kebutuhan akan perbankan digital pun menjadi semakin relevan. 

Secara teknis, perbankan digital memanfaatkan berbagai inovasi teknologi di era Revolusi Industri 4.0, seperti Internet of Things (IoT), Cloud Computing, Artificial Intelligence (AI), hingga Machine Learning. 


Bukti Nyata Transformasi Digital BRI





Sejak aktif melakukan transformasi digital pada 2017, BRI telah menghasilkan berbagai layanan dan produk digital untuk menjawab kebutuhan nasabah. 


BRI Application Programming Interface atau BRIAPI, adalah layanan open banking milik BRI yang dikembangkan untuk menyederhanakan dan mempercepat proses integrasi produk dan layanan BRI dengan berbagai aplikasi front-end pihak ketiga. Tujuannya adalah untuk membuka gerbang kolaborasi dan mendukung pembangunan ekonomi digital Indonesia.

Kini, BRIAPI pun telah menjangkau lebih dari 386 perusahaan mitra di seluruh Indonesia, baik perusahaan digital seperti e-commerce, fintech, ride hailing, API enabler, hingga perusahaan non-digital seperti universitas dan lembaga pemerintahan.


Ceria, Selain BRIAPI, BRI juga mengeluarkan digital lending platform atau aplikasi pinjaman digital untuk pembiayaan di e-commerce, yang dinamakan Ceria. Ceria memiliki limit pinjaman hingga Rp20 juta dengan tenor maksimal 12 bulan. 


Proses peminjaman lewat aplikasi Ceria hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menit. Kini, Ceria juga telah mengakomodasi kebiasaan generasi milenial, yakni buy now pay later, sebagai salah satu moda pembayaran digital.


BRImo, satu produk digital lainnya yang terus  dikembangkan adalah BRImo. Sebagai layanan mobile banking dari BRI, BRI terus meningkatkan kualitas fitur-fitur yang tersedia di dalamnya. Tujuannya adalah satu: menjadikan BRImo sebagai kebutuhan finansial masyarakat Indonesia. 


BRI memahami bahwa tren konsumen selalu berubah. Maka, BRI mencoba untuk menyediakan apa yang nasabah butuhkan lewat setiap fitur BRImo, seperti buka rekening tanpa ke bank, tarik tunai tanpa kartu, top up BRIZZI dan dompet digital, isi pulsa, dan banyak lagi.


Pengembangan tersebut tidak sebatas fitur, tetapi juga dari customer experience atau pengalaman nasabah. Contoh kecilnya adalah penggunaan teknologi biometrik melalui Finger Print (sidik jari) dan Face Recognition (pengenalan wajah). Maka, selain memudahkan pengguna dan menghemat waktu untuk log in, teknologi ini juga menjamin keamanan pengguna. 


Namun, sehebat apa pun transformasi digital yang dilakukan sebuah perbankan, tindakan tersebut tidak bisa menggantikan brand image, trust, dan service quality. Sehingga, pada implementasinya, transformasi digital BRI juga harus mendukung ketiga aspek tersebut.


Pendampingan Pelaku UMKM Secara Daring 



Saat ini, diketahui penyerapan tenaga kerja di Indonesia ditopang oleh UMKM. Hal tersebut ditunjukkan dari data Kementerian Koperasi & UKM RI menunjukan bahwa UMKM menyerap kurang lebih 119,6 juta tenaga kerja atau 96,92 persen dari total angkatan kerja di Indonesia.


Hal tersebut juga sejalan dengan target pemerintah untuk meningkatkan proporsi UMKM dalam komposisi ekspor Indonesia menjadi 17 persen pada 2024. Belum lagi nanti di level yang atas sebenarnya mereka juga bisa untuk mengurangi ketergantungan  impor barang-barang dari luar negeri kalau pelaku UMKM bisa memproduksi sendiri.


Sebagai market leader di segmen mikro, BRI berkomitmen akan selalu di depan perubahan dengan melakukan inovasi untuk memastikan pertumbuhan yang sustain dan bermanfaat bagi masyarakat pelaku usaha mikro dan ultra mikro.


Pada praktiknya, Agen BRILink dipersenjatai dengan aplikasi yang memiliki fitur lengkap seperti rekomendasi nasabah dan rekomendasi agen/merchant untuk diakuisisi. 


Sementara itu, aplikasi BRISpot yang telah dilengkapi proses credit scoring hingga fraud detection membantu tenaga pemasar memproses pengajuan pinjaman dengan proses kurang dari 2 hari. Transformasi digital tersebut mampu menyalurkan kredit mikro kepada lebih dari 39 ribu pelaku usaha mikro dengan rata-rata nilai kredit sebesar Rp 1,5 triliun per hari.


Ada pula Senyum Mobile, produk terbaru dari holding Ultra Mikro (UMi) yang membantu tenaga pemasar BRI, Pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk saling cross-selling dan cross-referral. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan recommender system yang dapat merekomendasikan nasabah potensial beserta produk yang cocok untuk ditawarkan kepada para tenaga pemasar.


Selainnya, implementasi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) terhadap pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan turut menjadi bagian penting dalam rencana bisnis BRI.


Dari aspek sosial, BRI memiliki LinkUMKM yang dapat diakses oleh seluruh pelaku usaha secara gratis. Selain itu, BRI telah membuat platform Pasar.id dan Pasar Rakyat Indonesia (PARI) yang memberikan kemudahan transaksi dan menjadi solusi bagi pelaku ekosistem komoditas layanan BRI serta terintegrasi secara holistic. Aplikasi yang dibangun pada akhir 2020 tersebut menjadi embrio menuju UMKM naik kelas. Tak sedikit komoditas diperjualbelikan pada platform daring tersebut terutama pertanian dan peternakan. Mulai dari beras, jagung, aneka sayur, telur, hingga pakan ternak. Adapun aplikasi ini khusus diperuntukkan nasabah BRI.  Platform ini juga memberi kemudahan berupa dana talangan kekurangan modal. Tidak ada bunga dan jaminan. melalui aplikasi PARI diharapkan masyarakat semakin sejahtera dan usaha yang dikelola semakin maju.


Kesimpulan


Digitalisasi BRI memunculkan tantangan yang perlu diwaspadai. Beberapa tantangan tersebut mencakup perlindungan data pribadi dan risiko kebocoran data, risiko investasi teknologi yang tidak sesuai dengan strategi bisnis, risiko penyalahgunaan teknologi artificial intelligence, risiko serangan siber, risiko alih daya, perlunya dukungan kesiapan tatanan institusi yang berorientasi digital, inklusi keuangan bagi penyandang disabilitas, literasi keuangan digital yang masih rendah, infrastruktur teknologi informasi yang belum merata di Indonesia, dan dukungan kerangka regulasi.


128 Tahun BRI Tumbuh Hebat dan Kuat. tema yang diusung pada ulang tahun BRI kali ini tak terlepas dari perjalanan panjang BRI yang terus fokus pada pertumbuhan berkelanjutan. Di mana ini untuk membuat BRI semakin kuat dan hebat dalam memberi makna Indonesia.


Hebat dan Kuat juga berarti bahwa seluruh Insan BRILian (pekerja BRI) senantiasa memberi terbaik dengan mental tangguh serta siap berkontribusi, memberi yang terbaik untuk Indonesia.


Didukung dengan inovasi, teknologi, dan budaya berbasis kinerja, diharapkan Insan BRILian selalu siap membawa semangat perubahan BRI untuk Indonesia.



 





















Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.